Tangki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) merupakan komponen penting dari sistem pembuangan air bersih. Mereka digunakan untuk menyimpan dan mengolah air limbah dari sumber perumahan, industri, dan pertanian sebelum dilepaskan ke lingkungan. Pelajari lebih lanjut tentang tangki IPAL ini dan sistem filternya dalam panduan komprehensif ini.
Rumah, perkantoran, hotel, apartemen, maupun fasilitas umum harus memiliki sanitasi yang baik agar tidak mencemari lingkungan. Untuk menciptakan sanitasi yang sesuai dengan standar bisa dilakukan dengan memilih tangki IPAL yang berkualitas.
Fungsi utama dari tangki IPAL adalah untuk menampung limbah supaya tidak mencemari lingkungan. Tangki pembuangan bisa terbuat dari cor beton maupun bahan yang lebih aman seperti fiberglass. Lalu apa saja tangki pembuangan yang bisa digunakan di rumah? Berikut ini ulasannya.
Table of Contents
- Apa itu Tangki IPAL?
- Apa Tujuan Instalasi Tangki IPAL?
- Jenis-Jenis Tangki IPAL
- 1. Tangki Septik (Septic Tank)
- 2. Tangki Aerasi (Aeration Tank)
- 3. Tangki Sedimentasi (Clarifier)
- 4. Tangki Pengendapan (Settling Tank)
- 5. Tangki Kontak Klorin (Chlorine Contact Tank)
- 6. Tangki Biofilter (Biofilter Tank)
- 7. Tangki Imhoff (Imhoff Tank)
- 8. Tangki Pengendapan Primer dan Sekunder (Primary and Secondary Sedimentation Tanks)
- Fungsi Tangki IPAL
- Seberapa Sering Saya Harus Membersihkan atau Memelihara Tangki IPAL Saya?
- 1. Tangki Septik (Septic Tank)
- 2. Tangki Aerasi (Aeration Tank)
- 3. Tangki Sedimentasi (Clarifier)
- 4. Tangki Biofilter (Biofilter Tank)
- 5. Tangki Imhoff (Imhoff Tank)
- 6. Tangki Pengendapan Primer dan Sekunder (Primary and Secondary Sedimentation Tanks)
- 7. Tangki Kontak Klorin (Chlorine Contact Tank)
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pembersihan:
- Tanda-Tanda Tangki Perlu Dibersihkan:
- Mengapa Penting Memiliki Sistem Tangki IPAL yang Efisien?
Apa itu Tangki IPAL?
Tangki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) adalah sebuah tangki atau sistem yang dirancang untuk mengolah air limbah domestik maupun industri sebelum dibuang ke lingkungan atau sumber air. Fungsinya adalah untuk mengolah limbah cair sehingga air yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan agar tidak mencemari lingkungan.
Pada umumnya, tangki IPAL digunakan dalam proses pengolahan air limbah domestik (seperti dari rumah tangga, perkantoran, dan rumah sakit) maupun limbah industri. Proses pengolahan air limbah di dalam tangki IPAL meliputi beberapa tahap, seperti:
- Pemisahan fisik: Menghilangkan partikel padat besar seperti pasir dan sampah.
- Pengolahan biologis: Menguraikan bahan organik yang terkandung dalam limbah dengan bantuan mikroorganisme.
- Pengolahan kimia: Menggunakan bahan kimia untuk menetralisir kontaminan tertentu, seperti logam berat atau zat berbahaya lainnya.
Setelah air limbah melalui tangki IPAL, air tersebut biasanya sudah aman untuk dibuang ke lingkungan atau bisa didaur ulang untuk keperluan lain seperti irigasi atau kebutuhan non-konsumsi lainnya.
Apa Tujuan Instalasi Tangki IPAL?
Tujuan utama dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah untuk menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat dengan mengolah air limbah sebelum dibuang ke alam. Lebih spesifik lagi, tujuan IPAL meliputi beberapa aspek penting, yaitu:
- Mengurangi Pencemaran Lingkungan: IPAL bertujuan untuk mengolah air limbah agar tidak mencemari sumber daya alam seperti sungai, danau, laut, dan tanah. Ini membantu mencegah polusi air yang dapat merusak ekosistem.
- Menjaga Kesehatan Masyarakat: Limbah yang tidak diolah dengan baik dapat menjadi sumber penyebaran penyakit melalui air dan udara. IPAL membantu menghilangkan zat berbahaya, bakteri, dan virus yang bisa menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia.
- Mengolah dan Mengurangi Bahan Berbahaya: IPAL menghilangkan zat-zat kimia, logam berat, atau bahan beracun yang terdapat dalam air limbah, baik dari rumah tangga maupun industri, sehingga air yang dibuang menjadi aman.
- Pengelolaan Air Secara Berkelanjutan: Dengan adanya IPAL, air limbah dapat didaur ulang untuk digunakan kembali dalam aktivitas yang tidak memerlukan air bersih, seperti irigasi atau pembersihan.
- Kepatuhan terhadap Peraturan Lingkungan: IPAL membantu industri dan fasilitas lain untuk memenuhi standar dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah terkait pengolahan air limbah, sehingga mereka tidak terkena sanksi hukum.
- Mengurangi Beban pada Sumber Daya Air: Dengan mengolah air limbah untuk didaur ulang, IPAL membantu mengurangi tekanan pada sumber air bersih, terutama di wilayah yang mengalami kekurangan air.
IPAL berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup masyarakat di sekitar lingkungan yang menghasilkan air limbah.
Jenis-Jenis Tangki IPAL
Tangki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terdiri dari berbagai jenis yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik air limbah yang akan diolah. Berikut adalah beberapa jenis tangki yang sering digunakan dalam IPAL:
1. Tangki Septik (Septic Tank)
- Fungsi: Digunakan untuk pengolahan air limbah domestik, seperti limbah rumah tangga. Tangki septik memisahkan padatan dan cairan dalam air limbah, di mana padatan akan mengendap di dasar tangki, dan cairan diproses lebih lanjut.
- Kapasitas: Cocok untuk skala kecil, seperti rumah tangga atau bangunan kecil.
- Proses: Mengandalkan proses sedimentasi dan degradasi biologis oleh bakteri anaerob.
2. Tangki Aerasi (Aeration Tank)
- Fungsi: Memfasilitasi proses penguraian bahan organik dalam air limbah melalui pemberian oksigen yang memungkinkan bakteri aerob menguraikan polutan.
- Kapasitas: Umumnya digunakan dalam sistem pengolahan air limbah yang lebih besar, seperti perkantoran atau kawasan industri.
- Proses: Air limbah diaerasi dengan udara atau oksigen yang ditiupkan melalui diffuser, mempercepat penguraian zat organik.
3. Tangki Sedimentasi (Clarifier)
- Fungsi: Memisahkan padatan tersuspensi dari air limbah setelah proses biologis atau kimia. Tangki ini berfungsi untuk pengendapan partikel padat sebelum air limbah dibuang atau diolah lebih lanjut.
- Kapasitas: Digunakan dalam berbagai jenis pengolahan air limbah, dari domestik hingga industri.
- Proses: Menggunakan gaya gravitasi untuk mengendapkan partikel berat ke dasar tangki.
4. Tangki Pengendapan (Settling Tank)
- Fungsi: Digunakan untuk memisahkan padatan berat dari cairan. Limbah yang mengandung padatan besar diendapkan sebelum melanjutkan ke proses berikutnya.
- Kapasitas: Cocok untuk sistem IPAL skala kecil dan besar.
- Proses: Proses ini sering menjadi tahap awal dalam pengolahan air limbah.
5. Tangki Kontak Klorin (Chlorine Contact Tank)
- Fungsi: Digunakan dalam tahap akhir pengolahan air limbah untuk desinfeksi. Cairan dari tangki sedimentasi akan melalui tangki ini untuk dibubuhi klorin guna membunuh bakteri atau patogen yang tersisa.
- Kapasitas: Umumnya digunakan dalam sistem IPAL besar atau untuk fasilitas yang memerlukan tingkat kebersihan air yang tinggi.
- Proses: Limbah cair dicampur dengan klorin dalam waktu tertentu untuk memastikan desinfeksi efektif.
6. Tangki Biofilter (Biofilter Tank)
- Fungsi: Menggunakan media berpori untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan bahan organik dalam air limbah.
- Kapasitas: Umumnya digunakan untuk pengolahan air limbah domestik dan industri dengan kebutuhan spesifik.
- Proses: Air limbah mengalir melalui media biofilter, dan mikroorganisme yang ada di permukaan media tersebut menguraikan zat organik.
7. Tangki Imhoff (Imhoff Tank)
- Fungsi: Kombinasi dari tangki sedimentasi dan penguraian biologis. Air limbah pertama-tama disedimentasikan, dan limbah padat kemudian diuraikan di bagian bawah tangki.
- Kapasitas: Biasanya digunakan di instalasi pengolahan air limbah untuk skala kecil hingga menengah.
- Proses: Pemisahan padatan dan cairan dilakukan secara gravitasi, dan limbah padat dibiarkan terurai secara anaerob di dasar tangki.
8. Tangki Pengendapan Primer dan Sekunder (Primary and Secondary Sedimentation Tanks)
- Fungsi: Tangki pengendapan primer digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel padat dalam air limbah, sedangkan tangki sekunder menghilangkan padatan setelah pengolahan biologis.
- Kapasitas: Digunakan di instalasi IPAL besar seperti di pabrik pengolahan limbah industri atau kota.
- Proses: Pada tangki primer, limbah cair dimasukkan dan partikel besar akan tenggelam; pada tangki sekunder, sisa partikel dihilangkan setelah proses aerasi atau biologi.
Setiap jenis tangki dalam IPAL memiliki peran penting dalam tahapan pengolahan air limbah. Pemilihan tangki yang sesuai bergantung pada karakteristik air limbah, kapasitas pengolahan yang dibutuhkan, dan standar kualitas air yang diharapkan.
Fungsi Tangki IPAL
Tangki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) memiliki fungsi utama untuk mengolah air limbah agar aman dibuang ke lingkungan atau diolah kembali untuk penggunaan lain. Berikut adalah fungsi utama dari tangki IPAL:
1. Pengolahan Air Limbah
Tangki IPAL dirancang untuk mengolah air limbah domestik atau industri agar kontaminan dan zat-zat berbahaya di dalamnya dapat dihilangkan. Proses ini mencakup berbagai tahapan pengolahan fisik, biologis, dan kimiawi.
2. Pemisahan Zat Padat dan Cair
Pada tahap awal, tangki IPAL berfungsi untuk memisahkan padatan dan cairan dari air limbah. Padatan seperti lumpur dan kotoran akan mengendap di dasar tangki, sementara air limbah cair diproses lebih lanjut.
3. Penguraian Bahan Organik
Tangki IPAL, terutama tangki dengan proses biologis, digunakan untuk menguraikan bahan organik dalam air limbah dengan bantuan mikroorganisme. Proses ini membantu mengurangi polutan organik yang berpotensi mencemari lingkungan.
4. Penghilangan Zat Berbahaya
Beberapa tangki IPAL dilengkapi dengan proses kimiawi untuk menghilangkan zat berbahaya seperti logam berat, senyawa kimia beracun, atau limbah berbahaya lainnya yang tidak bisa dihilangkan secara biologis atau fisik.
5. Desinfeksi dan Pengendalian Patogen
Tangki IPAL sering dilengkapi dengan sistem desinfeksi, seperti klorinasi atau radiasi UV, untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit. Proses ini penting untuk memastikan bahwa air yang diolah aman dibuang ke lingkungan atau digunakan kembali.
6. Peningkatan Kualitas Air Limbah
Fungsi utama tangki IPAL adalah untuk meningkatkan kualitas air limbah hingga mencapai standar yang diizinkan sebelum dibuang. Ini memastikan bahwa air yang keluar dari sistem IPAL tidak mencemari lingkungan dan aman bagi manusia serta ekosistem.
7. Pemulihan Sumber Daya
Beberapa tangki IPAL juga dirancang untuk mendaur ulang air yang telah diolah sehingga dapat digunakan kembali untuk keperluan non-potable (tidak untuk diminum) seperti irigasi, pembersihan, atau industri. Hal ini berkontribusi pada pengelolaan air yang lebih efisien dan berkelanjutan.
8. Pengolahan Lumpur
Tangki IPAL juga berfungsi mengolah lumpur yang terbentuk selama proses pengolahan air limbah. Lumpur tersebut kemudian diolah lebih lanjut atau dibuang dengan cara yang aman, sehingga tidak menimbulkan polusi tambahan.
Secara keseluruhan, tangki IPAL memainkan peran penting dalam menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat dengan memastikan bahwa air limbah diolah secara efektif sebelum dibuang atau digunakan kembali.
Seberapa Sering Saya Harus Membersihkan atau Memelihara Tangki IPAL Saya?
Frekuensi pembersihan dan pemeliharaan tangki pengolahan air limbah (IPAL) sangat bergantung pada jenis tangki, ukuran sistem, jumlah limbah yang diproses, dan tingkat penggunaan. Namun, sebagai panduan umum, berikut adalah beberapa rekomendasi frekuensi pembersihan dan pemeliharaan berdasarkan jenis tangki:
1. Tangki Septik (Septic Tank)
- Frekuensi pembersihan: Tangki septik umumnya perlu dikuras atau dibersihkan setiap 3 hingga 5 tahun, tergantung pada kapasitas tangki dan jumlah limbah yang dihasilkan.
- Tanda perlunya pembersihan: Jika air limbah mulai meluap, bau tidak sedap tercium, atau saluran pembuangan lambat, ini bisa menjadi tanda bahwa tangki sudah penuh dan perlu dikuras.
- Pemeliharaan: Selain pembersihan, penting untuk memastikan bahwa ventilasi dan pipa tetap bersih serta tidak ada kebocoran.
2. Tangki Aerasi (Aeration Tank)
- Frekuensi pembersihan: Tangki aerasi biasanya perlu diperiksa dan dibersihkan setiap 6 bulan hingga 1 tahun, terutama pada bagian aerator dan diffuser untuk memastikan aliran udara lancar.
- Pemeliharaan: Aerator dan blower perlu dicek secara rutin agar proses penguraian oleh mikroorganisme tetap optimal. Pastikan tidak ada sumbatan atau penumpukan lumpur yang menghambat proses aerasi.
3. Tangki Sedimentasi (Clarifier)
- Frekuensi pembersihan: Bagian bawah tangki sedimentasi yang mengumpulkan lumpur perlu dibersihkan setiap 6 bulan hingga 1 tahun, tergantung pada volume dan jenis limbah yang diproses.
- Pemeliharaan: Penting untuk menjaga sistem pengeluaran lumpur (sludge) berfungsi dengan baik dan tidak ada penumpukan lumpur yang dapat menyumbat sistem.
4. Tangki Biofilter (Biofilter Tank)
- Frekuensi pembersihan: Media biofilter harus dibersihkan setiap 1 hingga 2 tahun, tergantung pada seberapa cepat media tersumbat oleh bahan organik dan limbah.
- Pemeliharaan: Memastikan media biofilter tetap terbuka dan tidak tersumbat sangat penting untuk menjaga efisiensi proses biologis.
5. Tangki Imhoff (Imhoff Tank)
- Frekuensi pembersihan: Bagian bawah tangki, yang menampung padatan, harus dibersihkan setiap 6 bulan hingga 1 tahun, tergantung pada volume limbah.
- Pemeliharaan: Proses anaerobik di dasar tangki harus berjalan lancar, jadi pastikan bahwa ventilasi dan sistem pengeluaran lumpur bekerja dengan baik.
6. Tangki Pengendapan Primer dan Sekunder (Primary and Secondary Sedimentation Tanks)
- Frekuensi pembersihan: Lumpur yang terkumpul di dasar tangki primer dan sekunder perlu dibersihkan setiap 3 hingga 6 bulan, tergantung pada jumlah limbah yang diproses.
- Pemeliharaan: Sistem pengeluaran lumpur dan pompa harus selalu diperiksa dan dipastikan berfungsi dengan baik untuk mencegah penumpukan yang berlebihan.
7. Tangki Kontak Klorin (Chlorine Contact Tank)
- Frekuensi pembersihan: Tangki ini perlu dibersihkan secara berkala, sekitar 6 bulan sekali, untuk memastikan tidak ada endapan atau penumpukan material yang mengganggu proses desinfeksi.
- Pemeliharaan: Kualitas klorin dan sistem injeksi klorin harus dicek secara berkala untuk memastikan bahwa proses desinfeksi berlangsung dengan efektif.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pembersihan:
- Jumlah Pengguna: Semakin banyak pengguna atau volume limbah yang dihasilkan, semakin sering tangki perlu dibersihkan.
- Jenis Limbah: Air limbah yang mengandung lebih banyak zat padat atau zat organik yang sulit diurai memerlukan pembersihan lebih sering.
- Kualitas Pengolahan: Jika sistem pengolahan bekerja kurang efisien, seperti aerasi atau filtrasi yang terganggu, frekuensi pembersihan perlu ditingkatkan.
Tanda-Tanda Tangki Perlu Dibersihkan:
- Air limbah mengalir lambat atau tidak lancar.
- Tercium bau busuk di sekitar tangki atau sistem saluran.
- Timbulnya genangan air limbah di sekitar saluran pembuangan.
- Performa sistem menurun, seperti lumpur berlebihan atau masalah pada aerator.
Rutin memeriksa dan merawat tangki pengolahan air limbah akan memastikan sistem berjalan dengan efisien, mengurangi risiko kerusakan, dan memperpanjang umur sistem IPAL Anda.
Mengapa Penting Memiliki Sistem Tangki IPAL yang Efisien?
Memiliki sistem pengolahan air limbah yang efisien sangat penting karena berbagai alasan yang berkaitan dengan kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan kepatuhan hukum. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa sistem pengolahan air limbah yang efisien sangat diperlukan:
1. Melindungi Kesehatan Masyarakat
- Mengurangi risiko penyakit: Air limbah yang tidak diolah dengan baik dapat membawa patogen berbahaya, seperti bakteri, virus, dan parasit, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit menular seperti kolera, diare, dan tifus. Sistem pengolahan air limbah yang efisien mencegah penyebaran penyakit ini dengan menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari air limbah.
- Mencegah pencemaran air bersih: Sistem yang tidak efisien dapat mencemari sumber air bersih yang digunakan untuk minum dan kegiatan sehari-hari, menyebabkan gangguan kesehatan pada masyarakat yang menggunakan air tersebut.
2. Perlindungan Lingkungan
- Mencegah pencemaran air: Air limbah yang tidak diolah dengan baik dapat mencemari sungai, danau, dan lautan, merusak ekosistem air. Nutrisi berlebihan dalam air limbah, seperti nitrogen dan fosfor, dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu pertumbuhan alga yang berlebihan, yang mengurangi oksigen di air dan membunuh kehidupan air.
- Mengurangi polusi tanah: Air limbah yang tidak diolah atau disaring dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari tanah serta air tanah, yang pada akhirnya merusak kualitas lahan dan sumber daya air bawah tanah.
- Menjaga keseimbangan ekosistem: Pengolahan air limbah yang efektif membantu menjaga keseimbangan alam dengan memastikan bahwa limbah organik dan zat kimia berbahaya tidak merusak kehidupan hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme di lingkungan alam.
3. Kepatuhan terhadap Regulasi dan Hukum
- Memenuhi standar lingkungan: Sebagian besar negara memiliki peraturan ketat terkait kualitas air limbah yang diizinkan untuk dibuang ke lingkungan. Sistem pengolahan air limbah yang efisien memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan tersebut, sehingga menghindari denda atau sanksi hukum.
- Menghindari sanksi finansial: Jika perusahaan atau fasilitas gagal memenuhi persyaratan peraturan terkait pembuangan limbah, mereka dapat dikenakan sanksi finansial yang besar, serta biaya tambahan untuk memperbaiki sistem yang rusak atau mencemari lingkungan.
4. Efisiensi Ekonomi
- Mengurangi biaya operasional: Sistem pengolahan air limbah yang efisien akan mengurangi biaya operasional jangka panjang karena lebih sedikit masalah pemeliharaan, kerusakan, atau perbaikan. Selain itu, sistem yang lebih efisien juga membutuhkan lebih sedikit energi dan sumber daya untuk mengolah air limbah.
- Pemulihan sumber daya: Banyak sistem pengolahan air limbah modern dirancang untuk mendaur ulang air limbah yang sudah diolah menjadi air yang dapat digunakan kembali untuk irigasi, industri, atau kegiatan lain yang tidak memerlukan air bersih. Beberapa sistem juga memungkinkan pemulihan energi dari limbah organik melalui proses anaerobik atau memanen nutrisi dari limbah.
5. Mendukung Kelestarian Sumber Daya Air
- Menghemat air: Di daerah yang kekurangan air, air limbah yang telah diolah dapat digunakan kembali untuk keperluan irigasi, pencucian, atau bahkan proses industri, sehingga mengurangi ketergantungan pada sumber air bersih yang semakin terbatas.
- Meningkatkan ketahanan air: Dengan mengolah air limbah secara efisien dan menggunakannya kembali, kita dapat membantu mengurangi tekanan pada sumber daya air alami dan mendukung pengelolaan air yang berkelanjutan, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap kekeringan atau kelangkaan air.
6. Mengurangi Dampak Bau dan Estetika
- Sistem yang tidak efisien dapat menyebabkan limbah menggenang, menimbulkan bau tidak sedap dan masalah estetika di sekitar lingkungan. Sistem pengolahan yang efisien memastikan bahwa air limbah diolah secara cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan masalah bau dan penampilan yang buruk di lingkungan sekitar.
7. Kontribusi pada Perubahan Iklim
- Pengurangan emisi gas rumah kaca: Proses pengolahan air limbah yang efisien, terutama yang memanfaatkan proses anaerobik, dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, limbah organik yang terurai bisa menghasilkan biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan.
8. Mendukung Perkembangan Perkotaan dan Industri
- Mencegah penurunan kualitas hidup di daerah perkotaan: Dengan adanya sistem pengolahan air limbah yang baik, perkembangan perkotaan dapat dilakukan tanpa menimbulkan masalah lingkungan seperti pencemaran air atau penyebaran penyakit.
- Mendukung keberlanjutan industri: Industri yang menggunakan sistem pengolahan air limbah yang efisien dapat memastikan keberlanjutan operasinya dengan memenuhi standar lingkungan dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Sistem pengolahan air limbah yang efisien sangat penting untuk menjaga kesehatan manusia, melindungi lingkungan, memastikan kepatuhan terhadap regulasi, menghemat biaya, dan mendukung penggunaan sumber daya air yang berkelanjutan. Dengan sistem yang efisien, air limbah dapat diolah dengan aman dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.
Type Vertical | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
No | Tipe | Kapasitas | Volume | Diameter (cm) | Tinggi (cm) | Harga |
1 | UF-5V | 2 - 4 Orang | 500 Liter | 90 | 100 | 1.500.000 |
2 | UF-8V | 6 Orang | 800 Liter | 105 | 100 | 2.000.000 |
3 | UF-10V | 8 Orang | 1000 Liter | 120 | 110 | 2.500.000 |
4 | UF-15V | 10 Orang | 1500 Liter | 130 | 125 | 3.500.000 |
5 | UF-20V | 15 Orang | 2000 Liter | 140 | 135 | 4.500.000 |
Type Horizontal | ||||||
6 | UF-25H | 18 Orang | 2500 Liter | 150 | 145 | Call Us |
7 | UF-30H | 20 Orang | 3000 Liter | 150 | 175 | Call Us |
8 | UF-40H | 25 Orang | 4000 Liter | 150 | 240 | Call Us |
9 | UF-50H | 30 Orang | 5000 Liter | 150 | 300 | Call Us |
10 | UF-70H | 50 Orang | 7000 Liter | 150 | P 400 | Call Us |
11 | UF-80H | 60 Orang | 8000 Liter | 150 | P 460 | Call Us |
12 | UF-100H | 84-92 Orang | 10.000 Liter | 175 | P 400 | Call Us |
13 | UF-120H | 102-109 Orang | 12.000 Liter | 175 | P 500 | Call Us |
14 | UF-150H | 126-133 Orang | 15.000 Liter | 175 | P 600 | Call Us |
15 | UF-160H | 141-148 Orang | 16.000 Liter | 200 | P 510 | Call Us |
16 | UF-170H | 149-156 Orang | 17.000 Liter | 200 | P 520 | Call Us |
17 | UF-180H | 219 Orang | 18.000 Liter | 200 | P 570 | Call Us |
18 | UF-400H | 365 Orang | 40.000 Liter | 2500 | P 820 | Call Us |
19 | UF-500H | 432 Orang | 50.000 Liter | 2500 | P 850 | Call Us |